Kamis, 24 Februari 2011

Tangisan Hati

Ini merupakan kisah nyata yang pernah aku dengar dari sahabatku sendiri. Betapa menyedihkan kala aku mendengarkan keluh kesah yang dia hadapi saat ini. Dia begitu menyayangi keluarganya, tetapi keluarganya termasuk orang tua tidak pernah mengerti akan perasaan yang dialaminya. Sungguh menyedihkan sekali saat itu.
Dari segi ekonomi, keluarganya bisa dibilang keluarga yang berkecukupan. Apapun yang dia minta selalu diberikan. Tetapi yang bikin aku kaget, tiba" dia berkata padaku "Nda, bukan materi yang aku inginkan, tapi kasih sayang dari ortuku yang sangat aku inginkan". Melihat dia berkata seperti itu hatiku tercengang dan begitu tidak percaya aku saat dia mengatakan seperti itu. Setahuku selama aku bersahabat dengannya tidak pernah melihat dia rapuh bahkan dia selalu tersenyum dan tertawa bersama aku dan yang lainnya. Untuk pertama kali ini aku baru mengetahui apa yang dia rasakan. Sungguh betapa kasihannya aku melihat dia seperti itu sambil menangis dan terus berkata "sabar" dan itu dilakukannya sambil mengelus"dadanya.
Padahal selama aku berada di rumahnya ortunya itu sangat baik, maka dari itu aku kaget dengan apa yang dia katakan. Dan yang lebih membuatku tercengang lagi dia bilang ke aku kalau ternyata salah satu ortunya pernah berkata kotor padanya, berani mengucapkannya di hapadan dia, "Nda,bahkan aku pernah dipisuhi". Ya Allah dalam hatiku berkata berikanlah kekuatan kesabaran pada sahabatku ini. Aku membayangkan bagaimana seandainya aku yang di gituin sama salah satu ortuku sungguh tak bisa kubayangkan perasaanku saat itu.
Terus saja dia menangis sambil bercerita dengan apa yang dia alami dan aku memakluminya sambil terus bertanya" dalam hati kenapa ortunya sampek begitu tega padanya. Dia juga bilang padahal sama anak orang lain ortunya selalu baik, disanjung", tetapi dengan anak sendiri malah dikatain kotor. Sungguh aku tahu betapa hancur hatinya di kala dia mendengar ortunya menyanjung"anak orang lain.
Sempat dia bilang padaku "Nda, aku udah gag kuat seperti ini terus, perkataan itu sungguh membuat perasaanku hancur, kamu tahu kan posisiku saat ini?". Pada saat itu aku tidak bisa berkata apa", yang aku lakukan cuma mengangguk"kan kepala sambil juga ikut merasakan penderitaannya.
Dia begitu iri melihat ortu yang begitu dekat dengan anaknya, bisa curhat"an bersama dengan apa yang dia rasakan, apalagi kalau tentang laki-laki yang dicintainya.Iitulah salah satu harapannya dia begitu ingin lebih dekat dengan ibunya, tapi yang dia sesali ibunya tidak pernah peduli dengan perasaannya. Tidak pernah sesekali ibunya datang pada dia dan menanyakan tentang apapun entah itu urusan cinta atau yang lainnya. Dia juga begitu menginginkan bisa menganggap ibunya seperti kakak bagi dia, tapi ternyata ibu tidak mengerti.
Begitu miris aku mendengarkan "Tangisan hati" yang dialami sahabatku sendiri. Aku hanya bisa berdo'a semoga Allah senantiasa memberikan limpahan kelapangan dan kesabaran hati pada sahabatku ini. Tunjukkan pada mereka kalau kau bisa dan lebih baik dari mereka, sahabatku.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar